Monday, March 03, 2008

Count Down

Insya Allah, bila sesuai rencana maka isteri saya akan melahirkan antara tanggal 7 sampai dengan 14 April 2008. Meskipun tidak "seheboh" saat menanti kelahiran si sulung Haydar, tetapi saya, juga isteri saya tentunya tetap dihinggapi rasa "deg-degan". Ada beberapa hal yang membuat kami harap-harap cemas, tetapi yang terutama adalah apakah kali ini isteri saya dapat melahirkan dengan cara persalinan normal ataukah seperti persalinan pertama dengan operasi cesar.

Persoalannya adalah di anggaran persalinan ha ha haa.... harus kami akui bahwa persalinan cesar menuntut kami untuk menyisihkan sebagian tabungaan kami. Meskipun sebagian besar biaya persalinan ditanggung kantor isteri saya, tetapi kami tetap harus menambah kekurangannya. Tetapi selain biaya, faktor lain yang menjadi hirauan saya adalah resiko operasi. Pertama bagi isteri saya selaku ibu yang melahirkan, tentunya ia akan lebih lama "menderita" rasa sakit pasca operasi. yang kedua adalah anak saya, banyak teori, mitos atau segala cerita tentang anak yang dilahirkan melalui operasi cesar. Tetapi yang paling nyata adalah bahwa sang bayi tentu tidak akan mendapatkan kesempatan pertama memeluk ibunya, meneteki kolostrum sebagai makanan terbaik bagi sang bayi, mengingat pastilah isteri saya masih dalam pengarauh obat anestesi.

Beberapa waktu lalu, kita diingatkan oleh peneliti dari IPB tentang terdapatnya sejumlah mikro organisme --bakteri ?-- tertentu yang terdapat dalam susu formula. Kemudian temuan ini menjadi polemik hingga hari ini. lalu saya bertanya bagaimanakah anak kedua kami nantinya, apabila RSIA tempat isteri saya bersalin kelak ternyata tidak pro-ASI. Waaah bisa berabe nantinya.

Tetapi saya yakin, bahwa TUhan telah mengatur semua kehidupan secara lengkap. Maksud saya, selalu ada jalan diantara setiap permasalahan hidup manusia, semuanya tidak sepasti aritmetika. Betapa tidak, Indonesia adalah negeri yang dikuasai oleh para pemimpin yang korup, pengusaha yang rakus dan bermental serigala, ditambah lagi sistem internasional yang didominasi oleh AS, sehari-hari kedelai sulit di dapat, sekarang daging sapi juga sulit diperoleh, tetapi kita masih bisa hidup (atau sebagian dari kita mungkin sudah menggelandang dan makan tiwul atau nasi aking ?), tetapi itu.... nasi aking, tiwul, gaplek adalah solusi bagi kehidupan, sehingga kita benar-benar dipanggil sang Khalik.

Maksud saya, insya Allah anak kami pun akan tumbuh sehat, sejahtera lahir dan mental spiritualnya, meskipun ASI dan susu formula sulit didapat.


wassalam,